Format laporan keuangan bank yang berlaku sekarang adalah sesuai SE
BI No. 27/5/UPPB/tanggal 25 Pebruari 1995 atau Pedoman Akuntansi
Perbankan Indonesia yang tidak lain merupakan tindak lanjut dari Standar
Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia yang termuat dalam SAK 1994.
Seperti tampak dalam laporan neraca, bahwa pos-pos yang dianggap
sensitive seoerti kredit yang diberikan, deposito, pinjaman yang
diterima, pinjaman subordinasi dan modal pinjaman disajikan secara
terpisah antara pihak yang terkait dengan pihak yang tidak terkait
dengan bank. Hal ini dibutuhkan untuk pengawasan kinerja bank..
pemisahan tersebut menunjukkan bahwa bank harus lebih transparan, dalam
arti deteksi dini adanya bank yang memberi kredit untuk anak
perusahaannya sendiri atau untuk perusahaan lain yang satu kelompok
dengan bank atau untuk ppihak lain yang terafilisasi. Bank harus
menunjukkan secara transparan kemungkinan pelanggaran Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK).
Pos deposito disajikan dengan memisahkan antara deposito untuk pihak-
pihak terkait dengan bank dan pihak lainnya. Pemisahan ini bertujuan
untuk mendeteksi apakah terjadi penghimpunan dana yang berasal dari
kelompok perusahaan itu sendiri. Deposito yang besar menunjukkan
kepercayaan masyarakat yang tinggi, akan tetapi bila berasal dari
kelompok perusahaan itu sendiri mengandung bahaya bila suatu saat dana
tersebut ditarik.
Hal yang perlu dicermati lagi adalah penyisihan aktiva produktif yang
secara terpisah menurut jenis Aktiva Produktif. Pemisahan ini bertujuan
untuk mendeteksi kuallitas aktiva produktiif dari massing-masing jenis
aktiva produktif, karena besarnya penyisihan akktiva produktif akan
mencerminkkan kualitas aktiva produktif.
Pada format perhitungan laba/rugi juga tampak bahwa laporan tersebut
menggunakan bentuk multiple step atau berjenjang. Untuk mendapatkan laba
bersih harus menghitung laba kotornya dulu, baru mempperhitungkan laba
bersih dengan menghitung pendapatan dan biaya diluar bunga. Cara ini
akan lebih mudah dianalisis, terutama dapat langsung diketahui besarnya
spread dengan memperhatikan selisih pendapatan bunga dengan biaya bunga
(net Interest Margin). Sedang Fee base Income terlihat pada pendapatan
non bunga.
Format laporan komitmen dan kontijensi atau dikenal dengan nama
rekening administrative tampak disajikan secara terpisah antara komitmen
dengan kontijensi. Bahkan komitmen dan kontijensi tersebut dirinci
menurut tagihan dan kewajiban secara urut dengan memperhatikan
kemungkinan pengaruhnya terhadap neraca atau rugi laba bank. Hal ini
akan mempermudah deteksi transaksi off balanced dan posisinya.
Dalam laporan keuangan bank juga harus disajikan para pengurus dan
pemilik bank tersebut. Masyarakat pengguna laporan ini akan mengetahui
para pengurus bank, kemudian sejauh mana integritas para pengurus dan
pemilik bank tersebut. Dari informasi tentang kepengurusan dan
kepemilikan, pengguna laporan keuangan juga dapat mengetahui apakah bank
tersebut telah go public atau belum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar